simbol karya seni rupa 3 dimensi

Membandingkanbahan, alat dan teknik dalam karya seni rupa dua dimensi. 3. Memilih bahan, alat dan teknik dalam persiapan berkarya seni rupa dua dimensi. Sumber: http: 1.10 Poster anti rokok karya siswa SMA Sumber: http:en.wikipedia.org Gambar 1.7 Wassily Kandinsky, 1923, On White II , oil on canvas » Simbol dan Senirupa 3 dimensi biasa disebut sebagai seni rupa 3D, demikian dikutip dari buku Seni Budaya terbitan Kemdikbud. Jenis Karya Seni Rupa 3 Dimensi Mengutip laman Artdex disebutkan pula karya seni rupa 3 dimensi disajikan dalam dimensi tinggi, lebar, dan dalam, menempati ruang fisik, dan dapat dilihat dari segala sisi dan sudut. Bab7 Seni Rupa Tiga Dimensi. Seni Rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa berbentuk benda dengan ukuran panjang, lebar, dan ketebalan tertentu; Simbol warna dari seni rupa mempunyai makna tersendiri. Gambar Imajinatif adalah gambar yang bersifat khayalan. Warna yang dibutuhkan karya seni rupa adalah : warna primer, warna skunder, dan warna SimbolKarya Seni Tiga Dimensi. Simbol adalah lambang yang mengandung makna atau arti, simbol berarti menarik kesimpulan, berarti atau memberi kesan. Salah satu pengertian "simbol" adalah makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik pada wujud objeknya maupun pada unsur-unsur rupanya. Misalnya saja unsur warna sering digunakan oleh Warum Flirten Männer Mit Anderen Frauen. BerandaSeni Budaya 10Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon symballo yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut. 1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu. 2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek. 3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas. 4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah. Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya maupun unsur-unsur rupanya. Misalnya merah adalah simbol keberanian. Patung katak sebagai simbol pemanggil hujan. Patung kuda sebagai simbol kegagahan, dan lain sebagainya. Dalam cerita sering digunakan beberapa jenis hewan untuk melambangkan sifat-sifat tertentu. Misalnya, simbol kancil melambangkan makna cerdik, lincah dan banyak akal. Serigala seringkali digunakan untuk melambangkan keserakahan dan kelicikan. Lain lagi dengan keledai yang digunakan untuk melambangkan kemalasan dan kebodohan. Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung, tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau tempat-tempat bersejarah. Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa. Pahlawan atau orang yang berjasa dan orang yang dihormati sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak pahlawan dan orang yang berjasa di Negara kita. Kepahlawanan dan perjuangan orang –orang tersebut dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa. Karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa seperti warna, garis, bidang dan bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk memperindah bentuknya, unsur rupa pada karya seni rupa tiga dimensi ini dapat saja memiliki makna simbolik. Pada bab sebelumnya kalian sudah mempelajari unsur-unsur rupa dan makna dari unsur-unsur rupa tersebut. Garis tebal, garis tipis, garis lurus, garis lengkung memiliki makna simbolik yang berbedabeda. Warna merah, hitam, putih dan sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna simbolik ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh, warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku bangsa tertentu menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan menjadi seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai simbol dan nilai estetis seni rupa dua dimensi saja. Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi. Jenis simbol dalam konsep seni rupa 2 dimensi dapat diketahui melalui objek dan unsur-unsur rupanya, serta pada visualisasi bentuk objek dan tema seni rupa. Sedangkan nilai estetis dalam konsep seni rupa 2 dimensi merupakan nilai keindahan dan keunikan pada sebuah karya seni rupa 2 dimensi itu sendiri. A. Simbol Seni Rupa Dua Dimensi Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi atau tiga dimensi. Dalam pembelajaran seni rupa, kata Simbol dijelaskan sebagai makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik wujud objeknya atau unsur-unsur rupanya. Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol dalam bahasa Inggris symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon symballo yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan gagasan atau objek tertentu. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain arti, kualitas, abstraksi, gagasan, objek. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individu-individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan dengan tanda alamiah. Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur rupanya. Penataan unsur-unsur rupa seperti warna color, garis line, bidang shape, bentuk form, gelap terang value, tekstur texture dan ruang space dapat menyimbolkan sesuatu. Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat kamu jumpai pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Seorang perupa seniman mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan non-fisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Berikut ini unsur-unsur seni rupa dua dimensi. Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya. Garis dapat juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus misalnya, dapat memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula. Raut Bidang dan Bentuk yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih menunjukkan kepada wujud benda yang memiliki volume mass. Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang dapat dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu khayal. Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu. Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna, ruang, dan terang-gelap. Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok primer yaitu merah, kuning dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik Contoh penggambaran tekstur penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Warna dapat memberikan kesan tertentu. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap, serta warna redup dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan berat, sebaliknya warna terang dapat memberi kesan ringan. Gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada warna value yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yang kurang terkena cahaya akan tampak lebih gelap. Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan prinsip-prinsip dasar berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman dan perupa pada umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut komposisi. Komposisi dapat mencakup beberapa prinsip penataan seperti kesatuan unity; keseimbangan balance dan irama rhythm, penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa. Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Keseimbangan balance adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan tidak berat di salah satu sisi sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa garis, bentuk, warna, dan lain-lain. Kesatuan unity adalah hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan. Irama rhythm adalah uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa ibarat alunan lagu atau musik yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang. Keselarasan harmony adalah kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar daripada buah pepaya. Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal pantas, sesuai, dan benar antara unsur yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Penggambaran bentuk objek yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan manusia yang ukurannya lebih panjang dari ukuran kakinya. B. Nilai Estetis Seni Rupa Dua Dimensi Estetik berasal dari kata Estetika yang berarti salah satu cabang dari Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang Nilai Estetik sendiri mempunyai arti nilai dari suatu keindahan yang kita rasakan setelah kita rasakan maka kita pun akan menilai seberapa indah objek tersebut. Nilai Estetik sangat dibutuhkan agar para seniman dapat menyajikan keindahan ketika mereka menampilkan dan menyajikan kepada para juga bisa digunakan untuk layak atau tidaknya suatu seni untuk di pertontonkan ke masyarakat. Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya. Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya. Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif. Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik karena kemampuan perupanya memilih dan memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Berikut ini contoh pengamatan terhadap sebuah karya seni rupa. KaryaAspek yang DiamatiUraian Hasil Pengamatan Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur bidang Objek yang tampakKeragaman bentuk Bagian objek yang paling menarikProporsi gambar Makna simbolik pada unsur, objek atau perpaduan berbagai bentuk Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur ruang Objek yang tampakWarna yang digunakan serasi Bagian objek yang paling menarikPerpaduan warna Makna simbolik pada unsur, objek atau kasih sayang dengan seama Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur tekstur Objek yang tampakMenggambarkan keindahan Bagian objek yang paling menarikKeselarasan gambar Makna simbolik pada unsur, objek atau keindahan ciptaan Tuhan Unsur-unsur rupa yang menonjolUnsur gelap terang Objek yang tampakPemilihan warna yang tepat Bagian objek yang paling menarikIrama Makna simbolik pada unsur, objek atau semangat yang tinggi Simbol adalah lambang yang mengandung makna atau arti, simbol berarti menarik kesimpulan, berarti atau memberi kesan. Salah satu pengertian “simbol” adalah makna yang dikandung dalam karya seni rupa baik pada wujud objeknya maupun pada unsur-unsur rupanya. Misalnya saja unsur warna sering digunakan oleh perupa sebagai simbol dari sesuatu. Warna merah misalnya, digunakan untuk menyimbolkan keberanian, putih untuk menyimbolkan kesucian, hijau untuk menyimbolkan kesuburan, dan sebagainya. Selain unsur warna simbol dalam seni rupa tiga dimensi antara lain sebagai berikut. Diantara karya seni rupa tiga dimensi yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. adalah patung, tugu dan monumen. Kebiasaan untuk membuat patung, tugu dan, monumen yang melambangkan atau menyimbolkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak zaman seni rupa tiga dimensi ini ada yang terbuat dari kayu, batu dan logam. Beberapa contoh patung tugu dan monumen yang ada di Indonesia beserta simbolnya antara lain sebagai berikut. A. Simbol Dalam Patung Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung. Dalam sebuah patung terirat makna dan simbol sesuai dengan tujuan pembuatan patung tersebut. Berikut ini beberapa contoh patung dan simbol yang tersirat di dalamnya. 1. Patung Selamat Datang Patung Selamat Datang dibangun untuk menyambut para atlit peserta Asian Games IV tahun 1962. Patung ini ada di depan gedung Hotel Indonesia yang mana berdiri persis diatas air mancur bunderan HI. Sesuai dengan namanya, patung ini berdiri untuk memberikan selamat datang buat para pendatang karena memang patung ini menghadap ke arah Kota Utara sebagai pusat bisnis, perdagangan dan pendatang dari pelabuhan waktu itu. 2. Patung Arjuna Wijaya/ Patung Asta Brata Patung Arjuna Wijaya yang dibangun Agustus 1987 ini menggambarkan Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya dikendalikan Batara Kresna. Kereta tersebut ditarik delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran kehidupan yang diidolai oleh Presiden Soeharto. Asta Brata itu meliputi falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. 3. Patung Dirgantara Patung yang berada di daerah pancoran ini dibuat atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan dan kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia. Patung ini menghadap ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. 4. Patung Catur Muka Patung Catur Muka patung empat wajah. Patung ini berdiri pada lintas jalan di depan kantor Walikota Denpasar dan dibuat pada tahun 1973. Disebut Catur Muka Empat Wajah karena memiliki empat kepala menghadap ke empat penjuru mata angin. berdiri di atas wujud bunga teratai atau padma sebagai simbolisme reinkarnasi-Nya guru. Perwujudan empat muka adalah simbolisme dari pemegang kekuasaan pemerintahan yang dilukiskan dalam keempat tangannya. Ada tangan pemegang aksmala atau genitri yang bermakna bahwa pusat segalanya adalah kesucian dan ilmu pengetahuan. Ada tangan yang memegang cemeti dan sabet sebagai simbol ketegasan dan keadilan harus ditegakkan oleh pemerintah. Cakra artinya barangsiapa yang melanggar hukum dan peraturan harus dihukum’. Sungu artinya pemerintahan berpegang pada penerangan atau undang-undang. Tali pada badan simbol reinkarnasi, artinya mengetahui keadaan sebelum dan sesudah’. Masing-masing wajah dalam Patung Catur Muka mengarah ke empat penjuru mata angin. Wajah atau sosok yang menghadap ke timur dimaksudkan sebagai Dewa Iswara, simbol pemberi kebijaksanaan. Dewa Brahma menghadap ke selatan sebagai penjaga ketentraman. Dewa Mahadewa menghadap ke barat, pemberi kasih sayang. Dewa Wisnu menghadap ke utara sebagai penyuci jiwa manusia. 5. Patung Pahlawan Patung pahlawan, Patung ini dibuat buat ngasih penghargaan pada para pejuang kemerdekaan Indonesia, dilambangin dengan seorang laki-laki yang make caping, nyandang senapan dan lagi minta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan perang. diresmikan tahun 1963 oleh Presiden Soekarno dan pada papan di monumen ini tertulis "Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar". 6. Patung Garuda Wisnu Kencana Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara Sthiti, mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu. 7. Patung Jenderal Sudirman Pacitan Patung ini terletak di Sobo, Pakisbaru, Nawangan Pacitan yaitu sekitar 34 km dari pusat kota Pacitan. Patung Jenderal Soedirman selalu berdiri tegak dengan pedang katana di sebelah kirinya. Dengan pakaian seperti tentara Jepang, dia berdiri tegak tepat menghadap arah gerbang seperti sedang mengawasi sesuatu, atau menjadi simbol di dalam museum Pembela Tanah Air PETA sendiri. Soedirman menjadi figur teladan dan ikon TNI. Salah satunya karena dia terpilih sebagai panglima Tentara Keamanan Rakyat TKR yang pertama dan sekarang berubah nama menjadi TNI. 8. Patung Pemuda Membangun Patung Pemuda Membangun adalah patung yang terletak di bunderan air mancur Senayan. Dinamakan pemuda membangun karena patung tersebut menggambarkan seorang pemuda membawa obor dengan semangat yang berkobar. Makna obor adalah sebagai alat penerang dan dalam artian filosofis adalah untuk menerangi hati dan jiwa yang gelap. Diharapkan kaum muda mengambil peran penting dalam pembangunan bangsa. Partisipasi aktif dalam memajukan tanah air sangat diperlukan karena melalui tangan pemuda lah terletak cita-cita dan harapan masa depan B. Monumen Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Beberapa monumen yang ada beserta simbol yang dimiliki antara lain sebagai berikut. 1. Manumen Pancasila Sakti Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis. Tujuh patung Pahlawan Revolusi Monumen Pancasila Sakti berdiri berderet membentuk setengah lingkaran, dari timur ke barat, yaitu Kapten Tendean, Letjen S. Parman, Letjen Harjono, Jenderal Ahmad Yani, Letjen R. Soeprapto, Mayjen Pandjaitan, dan Mayjen Soetojo S. 2. Monumen Gatot Subroto Purwokerto Monumen ini berwujud jenderal Gatot Subroto menunggang kuda dengan tegap dan gagah perkasa, menatap ke depan dengan kendali ditangan Tatapan ke depan melambangkan optimisme dan tali kendali yang dipegang ditangan melambangkan beliau sebagai pemimpin atau komandan. Tegangan otot pada posisi kaki kuda serta sikap tegap Jenderal Gatot Subroto terlihat berwibawa. 3. Monumen Nasional Monas Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen yang terletak di Ibu Kota Republik Indonesia, yaitu Jakarta. Pembangunan monumen nasional bertujuan untuk mengenang perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan RI 1945. Dengan adanya monumen nasional tersebut Bangsa Indonesia berharap bisa terus membangkitkan semangat patriotisme bangsa dimasa yang akan datang. Monumen ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. 4. Monumen Palagan Ambarawa Jawa tengah Monumen Palagan Ambawara merupakan simbol untuk mengenang sejarah pertempuran Palagan Ambarawa pada tanggal 12 Desember - 15 Desember 1945. Pasukan Sekutu yang terdesak dari Magelang mengadakan pengunduran ke Ambarawa, dan pasukan TKR yang dipimpin Kolonel Soedirman berhasil menghancurkan Sekutu pada tanggal 15 Desember 1945, di mana kini diperingati sebagai Hari Infanteri. Gambaran singkat sejarah pertempuran bisa dilihat pada relief yang dibuat pada dinding Monumen Palagan Ambarawa. 5. Monumen Jogja Kembali Monumen Jogja Kembali yang biasa disingkat dengan Monjali ini berada di Yogyakarta. Monumen berbentuk kerucut ini dibangun pada tanggal 29 juni Jogja Kembali merupakan simbol atau lambang untuk peristiwa ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibukota RI, Yogyakarta pada saat itu, yaitu tanggal 29 Juni 1949. Dimana monument ini adalah tanda atau tetenger dari peristiwa tersebut. 6. Monumen Bandung Lautan Api Monumen ini terletak di kawasan Lapangan Tegallega. Sudah jelas monumen ini didirikan untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, dimana terjadi pembumi hangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha. 7. Monumen Ahmad Yani Monumen Ahmad Yani berada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Seperti namanya, monumen ini dibuat untuk mengenang pengabdian dan perjuangan dari Jenderal Anumerta Ahmad Yani. Perjuangannya yang hebat pantas dijadikan teladan bagi generasi penerus bangsa, terutama bagi para prajurit Tentara Nasional Indonesia. 8. Monumen Slamet Riyadi Surakarta Monumen Slamet Riyadi berada di tengah Kota Surakarta, Jawa Tengah. Monumen yang berupa patung Slamet Riyadi ini menjadi bentuk penghargaan terhadap jasa Letnan Kolonel Slamet Riyadi. Tempat ini merupakan markas besar pasukan Slamet Riyadi yang berjuang di tahun 1948. C. Tugu Tugu adalah sebuah tiang besar dan tinggi yang terbuat dari batu, bata, dan sebagainya. Tugu peringatan biasanya dibuat untuk memperingati suatu peristiwa bersejarah. Beberapa tugu yang ada di Indonesia beserta simbolnya antara lain sebagai berikut. 1. Tugu Muda Semarang Tugu ini dibangun untuk mengenang perjuangan pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan melawan Jepang yang terkenal dengan peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang. Monumen ini mengingatkan pada peristiwa heroik Pertempuran 5 Hari di Semarang melawan tentara Jepang tahun yang silan. Monumen Tugu Muda dibangun untuk memperingati pertempuran yang terjadi di Semarang pada 14 hingga 18 Oktober 1945 selama 5 han. Sebagai bukti mereka kala itu dengan Semangat Berani Mati mempertahankan kemerdekaan negara yang baru beberapa pekan di Proklamasi di Jakarta. 2. Tugu Yogyakarta Tugu Yogyakarta adalah salah satu lambang atau identitas dari kota Yogyakarta yang terletak di perempatan Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mangkubumi. Sultan Hamengkubuwono I adalah pendiri Keraton Yogyakarta yang sekaligus juga pendiri Tugu ini. Tugu. Konon tugu ini merupakan simbol penghubung laut selatan, Keraton Yogyakarta dan gunung Merapi. Ketika melakukan meditasi, Sultan Yogyakarta menggunakan Tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak gunung Merapi. 3. Tugu Khatulistiwa Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument terletak di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Tugu ini juga menjadi salah satu simbol dari kota Pontianak yang juga dijadikan sebagai ikon wisata sejarah. Pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September biasanya terjadi peristiwa titik kulminasi Matahari, yakni peristiwa alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa dimana posisi matahari tepat berada di atas kepala sehingga semua bayangan dari benda-benda di bumi tidak akan nampak. 4. Tugu Proklamasi Terletak di kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi dahulunya disebut Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. Tugu ini didirikan sebagai tugu peringatan proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Di kompleks ini juga berdiri dengan megah patung Soekarno-Hatta ketika membacakan naskah proklamasi. Diantara kedua patung proklamator tersebut, dibangun pula naskah proklamasi yang terbuat dari lempeng batu marmer hitam, beserta dengan susunan dan bentuk tulisan yang menyerupai ketikan naskah aslinya. 5. Tugu Pahlawan Tugu Pahlawan, adalah sebuah tugu yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Tubuh tugu berbentuk lengkungan-lengkungan sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. 6. Tugu Watu-Prompong Banyumas Tugu Watu terletak di Grumbul Prompong Desa Kutasari Kecamatan Baturaden Banyumas. Tugu ini dibangun pada tahun 1979 oleh para eks Pasukan Pelajar Indonesia Merdeka atau yang lebih dikenal dengan Pasukan IMAM Indonesia Merdeka atau Mati , untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya dari Pasukan IMAM dalam mengusir penjajah yang ingin kembali berkuasa di Indonesia Tugu dari batu menggambarkan kekerasan dan ketahanan daya juang masyarakat Indonesia dalam menghadapi penjajahan. Ketahanan dan daya juang itu tidak akan lekang dan luntur oleh jaman. Penyangga berbentul silinder bermakna bahwa perjuangan untuk mewujudkan cita cita dan mendukung semangat anti penjajahan itu tiada akhirnya, karena silinder tidak memiliki tepi. Selain itu kebersamaan dan persaudaraan masyarakat dalam mendukung semangat perjuangan terdiri dari semua lapisan, mereka tidak boleh terkotak-kotak apalagi sampai tercerai berai. Karya-karya seni rupa ini dibuat untuk memperingati tokoh, peristiwa penting atau untuk menandai tempat-tempat bersejarah. Tokoh orang yang berjasa atau yang dihormati oleh masyarakat sering dibuatkan patungnya. Patung itu menjadi simbol ketokohannya dalam melambangkan kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya. Banyak tokoh orang yang berjasa di negara kita. Ketokohan dan perjuangan orang–orang tersebut dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi masyarakat dan bangsa. - Nilai estetik atau nilai estetis merupakan bagian dari pengukuran keindahan dari sebuah karya seni rupa. Nilai estetik juga dapat diartikan sebagai segala hal yang dapat diserap panca indra manusia. Dalam karya seni rupa tiga dimensi, terdapat juga simbol tertentu. Simbol adalah lambang yang mengandung arti dalam sebuah karya seni rupa. Simbol tersebut terdapat dalam beberapa bentuk karya seni rupa, seperti patung, tugu, dan monumen. Lantas, apa yang dimaksud dengan simbol dan nilai estetis dalam karya seni rupa 3 dimensi? Apa saja jenis dan contohnya?Arti & Jenis Nilai Estetis dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi Estetika merupakan unsur penting dalam karya seni. Estetika tidak semata-mata hanya terletak pada keindahan yang dapat dilihat mata. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni membuat unsur estetika menjadi lebih kompleks. Dengan mempelajari estetika dalam seni, diharapkan seseorang dapat menambah wawasan dalam mengapresiasi, mengkritik, dan berkarya seni secara lebih terbuka. Selain itu, dengan mendalami estetikasi, seseorang bisa menjadi sosok yang lebih menghargai hasil karya seni. Mengutip penjelasan dalam modul Seni Budaya Kelas XI oleh Kemendikbud 20205, nilai estetis dalam karya seni rupa 3 dimensi dapat bersifat obyektif dan subyektif. Nilai estetis obyektif berarti keindahan pada sebuah karya seni rupa sesuai dengan keadaan wujud yang sebenarnya dan dapat dilihat oleh mata. Sebuah karya seni rupa tersusun atas komposisi dari perpaduan warna yang serasi dan penempatan objek yang tepat. Perpaduan itu bisa menghasilkan keindahan visual dari sebuah karya seni rupa yang dapat dilihat oleh apresiator. Sedangkan, nilai estetis subyektif berkaitan dengan keindahan karya seni rupa yang tidak terbatas pada aspek yang bisa dilihat mata. Jadi, nilai estetis subyektifJadi keindahan karya seni rupa yang ditentukan oleh selera penikmat atau seorang contoh, kita tertarik dan menyukai sebuah seni rupa patung abstrak. Bahkan, kita tidak mengetahui objek yang ditunjukan dari karya seni rupa tersebut. Sedangkan, orang lain tidak tertarik kepada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan penilaian inilah yang disebut dengan nilai estetis bersifat subyektif terhadap karya seni rupa, yaitu ditentukan oleh selera penikmat. Pengertian dan Contoh Simbol Karya Seni Rupa 3 Dimensi Simbol berasal dari bahasa Yunani “symballo” yang berarti menarik kesimpulan. Dalam karya seni rupa 3 dimensi, simbol merupakan lambang yang memiliki makna atau dikutip dari buku Seni Budaya Kelas X oleh Kemendikbud 201442, simbol memiliki beberapa pengertian sebagai berikut Simbol adalah tanda terlihat yang menggantikan gagasan maupun objek tertentu. Simbol aalah tanda atau isyarat yang menunjukan sesuatu seperti arti, kualitas, abstraksi, gagasan, dan objek. Simbol adalah segala hal yang memiliki arti atas dasar kesepakatan atau kebiasaan umum. Salah satu contohnya yaitu adanya lampu lalu lintas. Simbol sebagai tanda konvensional, adalah sesuatu yang disepakati dan dibuat masyarakat atau kelompok individu berdasarkan standarisasi yang berlaku di masyarakat tersebut. Dalam kajian seni rupa, simbol adalah makna yang terkandung dalam wujud objek maupun unsur-unsur dalam karya seni rupa. Contohnya yaitu putih melambangkan kesucian, patung kancil melambangkan kecerdikan, dan patung kuda melambangkan keberanian. Beberapa jenis karya seni rupa 3 dimensi yang mempunyai makna simbol adalah patung, tugu dan monumen. Kebiasaan pembuatan patung, tugu, dan monumen sudah terjadi sejak zaman dahulu. Pembuatan seni rupa 3 dimensi tersebut untuk memperingati peristiwa penting yang telah terjadi. Contoh karya seni rupa 3 dimensi yang memiliki makna simbol di Indonesia yaitu Tugu Proklamasi Jakarta yang bermakna perjuangan rakyat untuk meraih kemerdekaan. Contoh yang lain adalah Tugu Khatulistiwa Pontianak Barat sebagai tanda lokasi yang dilalui garis khatulistiwa. - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Addi M Idhom .4. Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Contoh nya warna merah sebagai simbol keberanian. Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3 Dimensi Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat obyektif dan subyektif. a. Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. b. Nilai estetis subyektif, keindahan seni rupa tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Unsur Semi Rupa 3 Dimensi Berikut ini unsur-unsur yang membentuk karya seni rupa atau seni rupa 3 dimensi yaitu a. Titik Titik merupakan unsur karya seni rupa yang paling dasar dan paling kecil. b. Garis

simbol karya seni rupa 3 dimensi